Showing posts with label Bahasa Indonesia XI. Show all posts

Certa Istimewa " ASMA, ISMI DAN BANGSA GORZOY "

ASMA, ISMI DAN BANGSA GORZOY
Karya : Ahmad Syauqi Muttaqi Alsana

              Matahari pagi menyinari embun yang menetes diwajah Asma yang sedang tidur dibawah bunga herbie. Asma adalah wanita hutan yang sangat manis, dia tiggal bersama Bruno anjing kesayangannya yang sudah dia latih sejak dia masih kecil. Anjing itu selalu membantu asma untuk mencari makan setiap hari bersama keluarga kecilnya. Dalam dua minggu terakhir asma sering keluar dari hutan dan berjalan-jalan di kota.
          Kota Metropolis itulah yang di katakan orang-orang, tetapi asma tidak tahu bahasa yang digunakan orang-orang di kota metropolis itu, walaupun asma telah mencoba mempelajari bahasa tersebut tetapi selama dua minggu dia tidak berhasil.
“Apakah menurutmu mereka semua tidak bisa bicara Bruno”. Tanya asma pada bruno.
“ Tidak asma, hanya saja bahasa kita dan mereka berbeda”. Jawab bruno.
Pada suatu malam, bruno menghilang entah kemana. Sebelumnya bruno tidak pernah meghilang sedetik pun dari pandangan asma. Asma sangat cemas dan mencari bruno di setiap sudut hutan, tetapi dia tidak berhasil menemukannya.
Keesokan harinya asma pergi ke kota untuk mencari bruno. Sekilas dia melihat bruno yang sedang berlari-lari dan bermain bersama wanita cantik. Asma pun mengejarnya tetapi dia malah tertabrak mobil dan terjatuh. Wanita cantik yang bersama bruno pun menghampiri asma dan membawanya kerumah sakit. Asma mengalami koma.
Di pagi yang cerah wanita cantik yang sebenarnya bernama Ismi itu pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan asma. Dan saat masuk kamar asma, bruno langsung menggonggong ke arah asma seolah-olah bruno mengenalinya.
          “Hei Franky(nama yang diberikan Ismi kepada bruno) duduk”. Jerit ismi karena tidak kuat mendengar suara gonggongan bruno.
          Tetapi kemudian Bruno terdiam dan langsung menghampiri Asma yang masih dalam keadaan tidak sadar.
Ismi kemudian melihat wajah asma dan berkata “Sepertinya ada sedikit kemiripan antara anak ini dengan aku, tetapi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena lukanya terlalu parah”. Kemudian Ismi pulang bersama Bruno.
Tiga hari setelah oprasi Asma sadarkan diri. Ismi bertanya kepada Asma tentang dirinya, tetapi Asma tidak pernah menjawabnya. Ismi berpikir dan kemudian bertanya kepada dokter.
          “Apa jangan-jangan anak ini tidak bisa bicara dok”.
          “Ya, syaraf diotak nya ada yang rusak sehingga dia tidak bisa bicara”.
          padahal walaupun Asma bisa bicara, Ismi pun tetap tidak tahu apa yang di bicarakan Asma.
Asma sekarang tinggal bersama Ismi di rumah kakek Ismi karena pada saat itu Ismi sedang liburan musim panas. Ismi mengenalkan Franky kepada Asma,dan Asma seolah-olah telah mengenal Franky. Tetapi Franky yang sebenarnya Bruno sudah tidak mengenal Asma yang wajah nya sudah berubah. Setelah itu asma tiba-tiba menangis dan pergi masuk ke rumah.
Keesokan harinya orangtua Ismi menjemput nya untuk pulang dari liburannya. Kedua orang tua ismi sangat kaget ketika ismi mengenalkan asma kepada mereka.
          “Papa, sepertinya mama pernah melihat anak ini. Bagaimana denganmu Pa?”
          “Iya ma, papa juga”.Sahut papa ismi.
          “Mugkin dia benar-benar. . .”
          “Benar-benar apa Ma , Pa, Jawab Ismi?”
          Papa pun menjawabnya “Mungkin dia adalah saudara kembarmu yang dulu di culik oleh suku Gorzoy ”.
          Ismi kembali bertanya “Suku Gorzoy itu apa ma?”
          “Suku Gorzoy adalah suku yang sudah dimusnahkan pemerintah sebulan yang lalu”jawab Mama.
Tetapi asma tidak tahu apa-apa kemudian mama,papa,dan ismi memeluk nya,dan menangis. Kemudian kaki Asma digigit oleh Bruno dan tiba-tiba dia terbangun seolah telah tidur sangat lama. Dan bruno pun berkata.
“Hey Asma, bangun bangsa kita di serang sekelompok orang bersenjata.”
          “Asma hanya terdiam dan banyak menerima tembakan dan akhirnya mati bersama Bruno dan semua suku Gorzoy.”

Cerita Istimewa " Sudah Jatuh Tertimpa Tai Burung "

                       Hari ini seperti hal nya hari kemaren . . Pulang sekolah sehabis UAS pada jam 10 WAS . . lho WAS ? Ya WAS ! Waktu Indonesia Smansa . . wkwkwkwk . . Sepulang sekolah aku pulang ke rumah (ya jelas pulan ke rumah lah . . masak pulang ke rumah pacar)

                       Di rumah aku langsung buka lepi terus nonton anime kesukaan ku yaitu OnePiece . . kalian pasti tau kan scerita OnePiece . . perjalanan Luffy dkk untuk menelusuri seluruh lautan . . huff udalah cerita OnePiece gak ada hubungan nya . . aku ketiduran sampe jam 2 . . aku buka HP ehh ada sms . . tak pikir dari pacar(pada waktu itu gak punya pacar) eh ternyata dari temen . . sms nya itu " Teman nantik jangan lupa jam setengah tiga latihan Nari . . Soalnya besok uda praktek " . . wah aku kudu cepet iki . . he kok malah nganggo boso jowo . . yoweslah gak penting . .

                        Aku langsung mandi dan kemudian . . kemudian . . kemudian . . ada sms lagi . . sms nya sama tapi yang ngirim beda . . perjalanan rumah ke sekolah 30 menit sedangkan selesai mandi uda jam 2.15 . .  lho kok bisa 30 menit ? iya soalnya aku itu orang desa . . tapi kalian gak akan aku kasih tau kalo aku itu orang desa . . tepat nya rumah ku itu di Ds. Sekardadi Kec.Jenu Kab.Tuban . . wah diomongin juga ! O iya lupa !. .

                       Aku berangkat dengan penuh harapan untuk tidak tidak terlambat . . biar cepet aku lewat jalur Pantura . . beberapa waktu kemudian bensin ku habis . . siaaaaaaaaal . . aku harus menuntun motor ini ke tukang jual bensin(pom) . . sekitar 300 m aku berjalan dan aku menemukan orang yang jual bensin . . tapi ternyata stok bensin nya habis . . aku berjalan lagi sekitar 800 m dan akhirnya menemukan PERTAMINI wkwkwkwk . .

                       Aku melanjutkan perjalanan menuju sekolah . . eh jarum jam sudah menunjukkan angka 6 . . cepet sekali . . ternyata salah liat jarum pendek ke  jarum panjang . . UDA JAM SETENGAH TIGA . . aku langsung melanjutkan perjalanan . .

                      Sampai juga di sekolah . . plak plak plak plak(suara kaki) heh sepi amat  . . dimana yang laen ? aku menuju kelas ku  . . ada pak KERNO(tukang bersih2) yang lagi jaga di sana . .
+ Hey kamu ngapain di sini . .
- Aku mau latian nari pak . .
+ latian di mana ?
- gak tau pak mungkin di ruangkelas . .
+ mana pembina nya . .
- kan latianpak jaadi gak ada . . besok ituuda praktek makanya sekarang latian . .
+ kamu mau tanggung jawab kalo ada yang rusak atohilang . .?
- ya
+ ya ya ya ya aja kamu ini bisanya . . aku tau kamu uda bayar sekolah . . tapi ya jangan seenakya gini toh . .
- ya pak. .
setelah itu dia langsung pergi  . .

                      Setelah temen2 ku sampai . . cerita di atas itu aku ceritain kepada mereka . . eh di tertawain . . bentar bentar mana tai burungnya ? di judul kok ada . . iya sabar toh . . habis itu kita berbincang . . gak lama kemudian aku kejatuan tai burung di tangan ku . . wkwkwkwkwwk . . hahahahahaha . . ckckckckck . . Bad Luck Uqi . . Ye jangan dekat-dekat sama Uqi dia habis kejatuan tai burung . . huft . . aku langsung cuci yu tangan yang kena tai burung . . habis itu latian nya baru dimulai . . 3 kelompok latian bareng pada jam 4 WIS . . sial banget . . . . . . .

Cerita Istimewa " Hikayat Cabe Rawit "


Pada zaman dahulu kala, di sebuah kampung antah berantah, hiduplah sepasang suami istri. Mereka merupakan sebuah keluarga yang sangat miskin. Rumahnya dari pelepah daun rumbia yang didirikan seperti pagar sangkar puyuh. Atap rumah mereka dari daun rumbia yang dianyam. Tidak ada lantai semen atau papan di rumah tersebut, kecuali tanah yang diratakan dan dipadatkan. Di sana tikar anyaman daun pandan digelar untuk tempat duduk dan istirahat keluarga tersebut.
Demikianlah miskinnya keluarga itu. Rumah mereka pun jauh dari pasar dan keramaian. Namun demikian, suami-istri yang usianya sudah setengah abad itu sangat rajin beribadah.
“Istriku,” kata sang suami suatu malam. “Sebenarnya apakah kesalahan kita sehingga sudah di usia begini tua, kita belum juga dianugerahkan seorang anak pun. Padahal, aku tak pernah menyakiti orang, tak pernah berbuat jahat kepada orang, tak pernah mencuri walaupun kita kadang tak ada beras untuk tanak.”
“Entahlah, suamiku. Kau kan tahu, aku juga selalu beribadah dan memohon kepada Tuhan agar nasib kita ini dapat berubah. Jangankan harta, anak pun kita tak punya. Apa Tuhan terlalu membenci kita karena kita miskin?” keluh sang istri pula. Matanya bercahaya di bawah sinar lampu panyot tanda berusaha menahan tangis.
Malam itu, seusai tahajud, suami-istri tersebut kembali berdoa kepada Tuhan. Keduanya memohon agar dianugerahkan seorang anak. Tanpa sadar, mulut sang suami mengucapkan sumpah, “Kalau aku diberi anak, sebesar cabe rawit pun anak itu akan kurawat dengan kasih sayang.” Entah sadar atau tidak pula, si istri pun mengamini doa suaminya.
Beberapa minggu kemudian, si istri mulai merasakan sakit diperutnya. Keduanya tak pernah curiga kalau sakit yang dialami si istri adalah sakit orang mengandung. Tak ada ciri-ciri kalau perut istri sedang mengandung. Si istri hanya merasa sakit dalam perut. Sesekali, ia memang merasakan mual.
Waktu terus berjalan. Bulan berganti bulan, pada suatu subuh yang dingin, si istri merasakan sakit dalam perutnya teramat sangat. Bukan main gelisahnya kedua suami-istri tersebut. Hendak pergi berobat, tak tahu harus pergi ke mana dan pakai apa. Tak ada sepeserpun uang tersimpan. Namun, kegelisahan itu tiba-tiba berubah suka tatkala ternyata istrinya melahirkan seorang anak. Senyum sejenak mengambang di wajah keduanya. Akan tetapi, betapa terkejutnya suami-istri itu, ternyata tubuh anak yang baru saja lahir sangat kecil, sebesar cabe rawit.
“Sudahlah istriku, betapa pun dan bagaimana pun keadaannya, anak ini adalah anak kita. Ingatkah kau setahun lalu, saat kita berdoa bersama bahwa kita bersedia merawat anak kita kelak kalau memang Tuhan berkenan, walaupun sebesar cabe rawit?” hibur sang suami. Keduanya lalu tersenyum kembali dan menyadari sudah menjadi ibu dan ayah.
Singkat cerita, si anak pun dipelihara hingga besar. Anak itu perempuan. Kendati sudah berumur remaja, tubuh anak itu tetap kecil, seperti cabe rawit. Demi kehidupan keluarganya, sang ayah bekerja mengambil upah di pasar. Ia membantu mengangkut dagangan orang untuk mendapatkan sedikit bekal makanan yang akan mereka nikmati bersama.
Sahdan, suatu ketika si ayah jatuh sakit, tak lama kemudian meninggal dunia. Sedangkan si ibu, tubuhnya mulai lemas dimakan usia. Bertambahlah duka di keluarga itu sejak kehilangan sang ayah. Kerja si ibu pun hanya menangis. Tak tahan melihat keadaan orangtuanya, si anak yang diberi nama cabe rawit karena tubuhnya memang kecil seperti cabe, berkata pada ibunnya, “Ibu aku akan ke pasar. Aku akan bekerja menggantikan ayah.”
“Jangan anakku, nanti kalau kau terpijak orang, bagaimana? Ibu tak mau terjadi apa-apa pada dirimu,” sahut ibunya.
“Sudahlah, Ibu, yakinlah aku tak kan apa-apa. Aku pasti bisa. Aku kan sudah besar.”
“Anakku, kau satu-satunya harta yang tersisa di rumah ini. Kau satu-satunya milik ibu sekarang. Ibu tak mau kehilangan dirimu,” kata ibu lagi.
“Aku akan mencoba dahulu, Bu. Dengan doa ibu, yakinlah kalau aku tidak akan apa-apa. Nanti, kalau memang aku tidak bisa bekerja, aku akan pulang. Tapi, izinkan aku mencobanya dahulu, Ibu,” bujuk cabe rawit berusaha meyakinkan ibunya.
Cabai rawit terus mendesak ibunya agar diizinkan bekerja ke pasar. Sahdan, sang ibu pun akhirnya memberikan izin kepada cabe rawit. Maka pergilah cabe rawit ke pasar tanpa bekal apa pun.
Belum sampai ke pasar, di perempatan jalan, melintaslah seorang pedagang pisang. Raga pisang pedagang itu nyaris saja menyentuh cabe rawit. “Mugè pisang, mugè pisang, hati-hati, jangan sampai raga pisangmu menghimpit tubuhku yang kecil ini,” kata cabe rawit.
Spontan pedagang pisang menghentikan langkahnya. Ia melihat ke belakang, lalu ke samping, tapi tak dilihatnya seorang pun manusia.
“Mugè pisang, mugè pisang, hati-hati, jangan sampai raga pisangmu menghimpit tubuhku yang kecil ini.” Terdengar kembali suara serupa di telinga pedagang pisang. Ia kembali melihat ke belakang dan ke samping. Tapi, tetap tak ditemukannya sesosok manusia pun. Sampai tiga kali ia mendengar suara dan kalimat yang sama, mugè pisang merasa ketakutan. Akhirnya, dia berlari meninggalkan pisang dagangannya. Ia mengira ada makhluk halus. Padahal, si cabe rawit yang sedang bicara. Karena tubuhnya yang mungil, pedagang pisang itu tidak melihat keberadaan cabe rawit di sana.
Sepeninggalan mugè pisang, pulanglah cabe rawit membawa pisang yang sudah ditinggalkan mugè itu. Sesampainya di rumah, si ibu heran melihat anaknya membawa pisang. “Darimana kau dapatkan pisang-pisang ini, Rawit?” tanya si ibu.
Cabe rawit menceritakan kejadian di jalan sebelum ia sempat sampai ke pasar. “Daripada diambil orang atau dimakan kambing, aku bawa pulang saja pisang-pisang ini, Bu,” katanya.
Keesokan harinya, si cabe rawit kembali minta izn untuk ke pasar. Namun, di tengah jalan, lewatlah pedagang beras dengan sepedanya. Ketika pedagang beras nyaris mendahului si cabe rawit, ia mendengar sebuah suara. “Hati-hati sedikit pedagang beras, jangan sampai ban sepedamu menggilas tubuhku yang kecil ini. Ibuku pasti menangis nanti,” kata suara itu.
Berhentilah pedagang beras tersebut karena terkejut. Ia melihat ke sekeliling, tapi tak didapatinya seorang manusia pun. Sementara suara itu kembali terdengar. Setelah mendengar suara tersebut berulang-ulang, akhirnya pedagang beras lari pontang-panting ketakutan. Ia mengira ada makhluk halus yang sedang mengintainya. Padahal, itu suara cabe rawit yang tidak kelihatan karena tubuhnya yang teramat mungil.
Sepeninggalan pedagang beras, cabe rawit pulang sambil membawa sedikit beras yang sudah ditinggalkan oleh pedagang tersebut. Sesampainya di rumah, si ibu kembali bertanya. “Tadi, di jalan aku bertemu dengan pedagang beras, Bu. Dia tiba-tiba meninggalkan berasnya begitu saja. Daripada diambil orang lain atau dimakan burung, kuambi sedikit, kubawa pulang untuk kita makan. Bukankah kita sudah tidak memiliki beras lagi?” jawab cabe rawit.
Keesokan harinya, hal serupa kembali terjadi. Ketika cabe rawit hendak ke pasar, di pertengahan jalan, ia bertemu dengan pedagang ikan. Pedagang ikan itu juga ketakutan saat mendengar ada suara yang menyapanya. Ia lari lintang pukang meninggalkan ikan-ikan dagangannya. Maka pulanglah cabe rawit sembari membawa beberapa ikan semampu ia papah. “Tadi pedagang ikan itu tiba-tiba lari meninggalkan ikan-ikannya. Kita kan sudah lama tidak makan ikan. Aku bawa pulang saja ikan-ikan ini sedikit daripada habis dimakan kucing,” kata cabe rawit kepada ibunya saa sang ibu bertanya darimana ia mendapatkan ikan.
Begitulah hari-hari dilalui cabe rawit. Ia tidak pernah sampai ke pasar. Selalu saja, di perempatan atau pertengahan jalan, dia berpapasan dengan para pedagang. Hatta, keluarga yang dulunya miskin dan jarang makan enak itu menjadi hidup berlimpah harta. Pedagang beras akan meninggalkan berasnya di jalan saat mendengar suara cabe rawit. Pedagang pakaian meninggalkan pakaian dagangannya, pedagang emas pun pernah melakukan hal itu. Heranlah orang-orang sekampung melihat si janda miskin menjadi hidup bergelimang harta.
Orang-orang kampung pun mulai curiga. Didatangilah rumah janda miskin tersebut. “Bagaimana mungkin kau tiba-tiba hidup menjadi kaya sedangkan kami semua tahu, kau tidak memiliki siapa-siapa. Suami pun sudah meniggal,” kata kepala kampung.
Si janda hanya diam. Kepala kampung mengulangi pertanyaanya lagi. Namun, di janda tetap bungkam. Karena kepala kampung dan orang-orang kampung di rumah itu sudah mulai marah, terdengarlan suara dari balik pintu. “Tolong jangan ganggu ibuku. Kalau kepala kampung mau marah, marahilah aku. Kalau kepala kampung mau memukul, pukullah aku,” kata suara tersebut.
Kepala kampung dan orang-orang yang ada di rumah tersebut terkejut mendengar suara itu. Beberapa kali suara itu terdengar dari arah yang sama, dari belakang pintu. Salah seorang penduduk melihat ke sebalik pintu. Namun, tak dijumpainya seorang pun di sana. Sedangkan saat itu, suara yang sama kembali terdengar. “Kalau kalian mau marah, marahilah aku. Kalau kalian mau memukul, pukullah aku,” kata suara itu yang tak lain dan tak bukan adalah milik cabe rawit.
Singkat cerita, ketahuan juga bahwa suara itu dari seorang manusia yang sangat kecil, sebesar cabe. Suasana berubah menjadi tegang. Si janda menjelaskan semuanya. Ia menceritakan tentang sumpah yang pernah ia lafalkan dengan sang suami tentang keinginan punya anak walau sebesar cabe pun. Mahfumlah kepala kampung dan penduduk di sana. Akhirnya, para penduduk sepakat membangun sebuah rumah lebih bagus untuk di janda bersama anaknya. Hidup makmurlah keluarga cabe rawit. Ia tidak lagi harus pergi ke pasar sehingga membuat orang-orang takut. Akan tetapi, setiap penduduk berkenan memberikan keluarga cabe rawit apa pun setiap hari. Ada yang memberikan beras, garam, pakaian, dan sebagainya.

Contoh Proposal




PROPOSAL KEGIATAN BAKTI SOSIAL

I.PENDAHULUAN
Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya sehingga kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menjalankan aktivitas kita.
Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa sekaligus makhluk sosial di kehidupan ini, sepatutnya kita menyadari bahwa masih banyak saudara – saudara kita yang sangat membutuhkan bantuan dan dorongan dari kita. Oleh karena itu, sebagai umat yang beragama dan peduli dengan sesama, kami selaku panitia BAKSOS (BAKTI SOSIAL) UNIVERSITAS GUNADARMA, akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukan rasa kepedulian terhadap sesama.
Diharapkan, suatu kegiatan Bakti Sosial yang dikelola secara optimal dan terorganisir dapat mengemas misi pendidikan, sekaligus sebagai sarana alokasi bantuan materiil bagi masyarakat yang membutuhkan, dimana pada akhirnya akan menuju perbaikan taraf hidup serta peningkatan kesejahteraan jangka panjang yang mandiri dan terarah, terutama untuk masyarakat yang sangat membutuhkan uluran tangan kita semua. 
Peran aktif kami selaku mahasiswa ini tentunya tidak lepas dari dukungan Universitas Gunadarma sebagai almamater, yang merupakan salah satu universitas swasta yang cukup ternama di Indonesia dan tentunya cukup banyak memahami kondisi kemasyarakatan Indonesia. Dukungan dari berbagai pihak akan menjadi suatu kehormatan dan harapan besar bagi kami. Untuk kemudian bersama-sama, dapat mewujudkan tujuan sosial kemanusiaan kemasyarakatan melalui kegiatan ini.


II.DASAR KEGIATAN
Program Kerja Rohis Universitas Gunadarma tahun 2011 

III.MANFAAT DAN TUJUAN KEGIATAN
1.       Mempererat tali persaudaraan antar sesama
2.       Membantu meringankan beban saudara – saudara kita yang membutuhkan
3.       Meningkatkan kepedulian terhadap sesama umat manusia

IV.BENTUK KEGIATAN
Kegiatan yang akan dilakukan : 
• Khitanan Massal 
• Pengobatan Gratis
• Pembagian pakaian layak pakai dan sembako kepada masyarakat kurang mampu
• Pengajian dan siraman rohani
• Kerja Bakti 
• Jalan Sehat 
• Olahraga 





V.WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
a.Waktu

Haridan Tanggal
                                     : Rabu, 23 November 2011
Pukul
                                                          : 09.00 s/d selesai


b.Tempat
Kegiatan Bakti Sosial ini akan dilaksanakan di Balai Desa Ciangsana, Kab. Garut, Jawa Barat.

VI.ANGGARAN BIAYA
Adapun rincian anggaran biaya adalah sebagai berikut :
NO.J E N I S
                                                                                                         BESAR ANGGARAN
1.Transportasi (Kendaraan) dan Konsumsi
                                            Rp. 2.000.000,-

2.Sarana dan Prasarana Kegiatan
                              Rp. 1.500.000,-

3.Santunan uang ke 20 warga kurang mampu
                                     Rp. 400.000,-


T O T A L B I A Y A
Rp. 3.900.000,-


Catatan :
1.Adapun Rincian Biaya pada tabel di atas semua dari pihak sponsor, donatur, dan hasil dari bantuan sukarela rekan-rekan Mahasiswa.
2.Untuk sembako dan pakaian layak pakai juga merupakan hasil penggalangan yang dilakukan panitia kepada jajaran Civitas Akademik, baik Staf ataupun Mahasiswa
.
















VII.PENUTUP
Demikianlah Proposal Kegiatan ini kami buat, sebagai gambaran kegiatan yang akan kami laksanakan. Kami juga mengharap dukungan semua pihak agar kegiatan yang akan kami selenggarakan dapat berjalan dengan baik. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi semua. Atas kebijaksanaanya kami sampaikan terima kasih.


Jakarta, 4 Oktober 2011

Mengetahui,
Ketua Panitia Baksos 2011


DANAHISWARA ARIFTA MAJID






Cerita Istimewa " Hikayat Si Miskin Dan Marakarma "

Si Miskin bersama isterinya tinggal dalam sebuah hutan di negeri Entah Berentah yang dikuasai oleh seorang maharaja bernama Indra Dewa.
Pada suatu han isteri Si Miskin melahirkan seorang anak aki-laki dan diberi nama Marakarma, yang berarti anak yang dalam kesengsaraan.
Atas kesaktian Marakarma maka berubahlah hutan tempat tinggal Si Miskin itu menjadi psebuah kerajaan yang diberi nama Puspa Sari. Si Miskin dan isterinya menjadi raja dan permaisuri yang bergelar Maharaja Indra Angkasa dan Ratna Dewi. Di Kerajaan Puspa Sari ituhah Ratna Dewi mempunyai seorang anak lagi, seorang putri, yang diberi nama Nila Kusuma.
Kerajaan Puspa Sari makin menjadi masyhur ke mana-mana, yang menyebabkan iri hati Maha-raja Indra Dewa di negeri Entah Berentah.
Tatkala mendengar bahwa Maharaja Indra Angkasa akan memanggil para ahli nujum dan negeri Entah Berentah untuk menujumkan kedua anaknya itu, maka Maharaja Indra Dewa pun menghasut para ahhi nujum itu agar mereka itu menujumkan tidak baik terhadap kedua anak tersebut jika dibiarkan tinggal dalam Kerajaan Puspa Sari.

Akibat penujuman itu, Maharaja Indra Angkasa membuang kedua anak yang masih kecil-kecil itu dengan dibekali tujuh buah ketupat, sebentuk cincin dan sebuah kemala. Tiga hari kedua anak itu meninggalkan istana, maka lenyaplah Kerajaan Puspa Sari tanpa diketahui sebabnya. Rakyatnya bercerai-berai tak tentu arahnya. Setelah kejadian itu berulah Maharaja Indra Angkasa insaf bahwa Ia telah diperdayakan orang. Kedua laki-bini itu akhirnya pergilah keluar masuk hutan untuk mencari kedua orang anaknya itu, namun sia-sia saja.
Marakarma yang mengembara sambil menggendong adiknya dalam hutan itu, pada suatu han dapat menangkap seekor burung untuk makanan adiknya. Tatkala Ia memasuki sebuah kampung untuk meminta api pemanggang burung itu, tiba-tiba Marakarma ditangkap oleh orang-orang kampung itu karena disangkanya pencuri, dan dibuang ke laut. Marakarma dibawa gelombang dan terdampar di pantai sebuah pulau. Kemudian ia diketemukan oleh sejodoh raksasa yang mendiami pulau itu dan di bawa ke rumahnya yang terbuat tulang-tulang dan rambul manusia. Di situ Marakarma bertemu dengan tawanan wanita yang bernama ahaya Khairani, anak Maharaja Malai Kisna dan negeri Mercu Indra. Cahaya Khairani akan dimakan oleh raksasa itu kalau jantungnya sudah besar. Tetapi dengan tidak diketahui oleh kedua orang raksasa itu, kawinlah Markarma dengan Cahaya Khairani. Akhirnya keduanya melarikan diri, dan setelah ada sebuah, kapal yang menolongnya, mereka itu pun meninggalkan pulau tersebut. Melihat kecantikan CahayaKhairani, nakhoda itu bersahabat dengan Maharaja Puspa lndra.
Pada suatu han Cahaya Khairani diundang oleh permaisuri Maharaja Puspa Indra bernama Mandu Ratna untuk bermain-main di istananya. Dalam istana itu tiba-tiba Cahaya Khairani menangis setelah bertemu dengan puteri menantu raja yang bernama Mayang Mengurai. Ketika ditanya mengapa ia menangis, maka dikatakannya bahwa wajah putni Mayang Mengurai sama benar dengan wajah kakaknya. Mendengar itu Mayang Mengurai berkeyakinan bahwa kakaknyä yang bernama Marakarma tentu masih hidup. Mayang Mengurai sendiri sebenarnya tidak lain ialah Nia Kusuma, yang dahulu ditinggalkan sendinian dalam hutan oleh Marakarma. Di hutan itulah Nila Kusuma ditemukan oleh Mangindra Sari, anak Maharaja Puspa Indra, yang sedang berburu ke situ. Ia pun dibawa pulang ke istana oleh Mangindra Sari. Di istana Nila Kusuma dipehihana balk-balk oleh Maha-raja Puspa Indra dan diberi nama Mayang Mengural, yang setelah besar dinikahkan dengan Mangindra Sari.
Marakarma yang telah ditelan oleh ikan nun yang telah mendamparkan din di pantai dekat kapal nakhoda tersebut, akhirnya dapat dikeluarkan dan penut ikan itu oleh seonang nenek kabayan setelah diberi petunjuk oleb seekor burung rajawali, dan kemudian Marakanma tinggal bersama-sama dengan nenek kabayan.
Setelah usaha pencaharian berhas, maka bertemulah Marakarma dengan adiknya dai bertemu pula dengan isterinya, yakni Cahaya Khairani. Nakhoda kapal beserta orang-orang kampun yang dahulu telah membuang Marakarma ke taut, semuanya dibunuh. Setelah kejadian itu, Marakarma pun mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin lagi ito Setetah bertemu, dikembalikannyalah negeri Puspa Sari seperti kebesarannya dahulu. Dalan perjalanannya pulang, di dataran Tinjau Maya Ia bertemu dan berperang dengan Maharaja lndn Dewa dan negeri Entah Berentah. Dahulu di dekat telaga Indra Semandra, Marakarma bany memperoleh sahabat, yaitu tujuh orang raja, yang kini membantunya dalam mengalahkan Maharaj Indra Dewa. Dalam peperangan itu Maharaja Indra Dewa tewas, sedang anaknya bernama Nik Cahaya kemudian dinikahkan dengan raja Bujangga Indra, kakak Cahaya Khairani, yang kemudiar menjadi raja di negeri Entah Berentah. Setelah itu Marakarma mengunjungi mertuanya, yakni Maha raja Malai Kisna di negeri Mercu Indra, dan di sana Marakarma diangkat menjadi raja menggantikan mertuanya. Mayang Mengural sendiri mengikuti suaminya, Mangindra Sari, yang telah menjadi raja mengganti ayahnya di negeri Palinggam Cahaya.

Cerita Istimewa " Sahabat "

Matahari belum menunjukan dirinya waktu itu ketika aku berangkat ke Sekolah. Beberapa hari ini aku memang sering berangkat pagi ke sekolah. Setiap jam menunjukan pukul 06.00 aku sudah berada di sekolah. Tetapi perasaanku masih dipenuhi dengan tanda tanya memikirkan kejadian di sekolah kemarin. waktu itu pelajaran terakhir setelah istirahat tepatnya, ketika pelajaran bahasa indonesia. Suasana kelasku waktu itu begitu hening dan tak ada satu makhlukpun yang berani menganggu, sementara teman-temanku sedang  mendengarkan nasihat yang diberikan guru bahasa Indonesia. Tiba-tiba, salah satu temanku yang bernama Doni mengangkat tanganya, serentak semua mata tertuju pada arah Doni.
“Ada apa,Don? “tanya Bu Iis guru bahasa Indonesiaku
“Begini bu saya mau melaporkan ......”jawab Doni
“Mau lapor tentang apa don? kan bisa nati sesudah pelajaran selesai sela guruku tak memberiak Doni kesempatan untuk melanjutkan perkataanya”
“Begini bu uang saya hilang”
“Apa, uang kamu hilang! hilang berapa ?” tanya Bu Iis
“500 ribu ”
Tiba-tiba suasana kelas pun menjadi gaduh akibat terkejut dengan berita yang baru didengar mereka. Sementara aku hanya diam saja tanpa bisa berbuat apapun. Suasana itu pun berlanjut sampai akhirnya Bu Iis memangil guru BK kami, tanpa banyak pikir aku dan teman-temanku pun mengetahui apa tujuan guru BK kekelasku. Guru BK di sekolahku bernama Pak Karno. “Anak-anak tenang!“ kata Pak Karno.
Mendengar hal tersebut aku dan teman-teman sekelasku langsung diam tanpa ada satupun yang berani berkata sedikitpun. Kemudian setelah itu Pak Karno dan Bu Iis  memeriksa seluruh tas milik temanku dan juga milikku. Ternyata uang tersebut berada ditas salah satu tas temanku  yaitu si Dani. Mendengar hal itu Doni pun marah besar dan hampir berkelahi di ruang kelas andai tidak dicegah oleh Pak Karno. Setelah itu mereka berdua dibawa ke ruang BK. Setelah  beberapa saat Doni dan Dani pun kembali kekelas ditemani Bu Iis.
Walauapun kata Bu Iis mereka sudah berdua sudah berdamai, tetapi masih jelas terlihat bahwa si Doni masih terasa tak menerima keputusan yang diberikan Pak Karno , suasana tersebut ternyata tidak berbeda jauh dengan keadaan Dani yang terlihat masih syok berat. Walaupun keadaan kelas masih tegang ttetapi pelajaran tetap dilanjutkan. Sampai ketika pulang sekolah mereka masih belum sepenuhnya saling memaafkan itu karena tak terlihat mereka bersama padahal biasanya mereka berdua selalu bersama.
Tak kuasa aku memikirka hal tersebut membuatku  merasa tak tenang. Sambil melamun aku berangkat ke sekolah, tak sadar aku sudah berada di depan kelasku yang tak seperti biasanya yang masih sepi tetapi ternyata ada seseorang yang sudah datang yaitu Dani. Karena aku masih penasaran akan apa yang terjadi sebenarnya jadi aku menanyakannya pada Dani, tetapi aku merasa takut untuk menanyakanya  akan tetapi aku terus memberanikan diri untuk bertanya. Akhirnya, aku berani untuk bertanya,tetapi tidak seperti yang aku bayangkan ternyata Dani anak yang baik padahal dia termasuk anak yang suka mengganguku.  Selesai Dani menceritakan semua yang sebenarnya terjadi aku jadi mengerti bahwa sebenarnya dia tidak bermaksud begitu tetapi karena dia tak sengaja melihat ada uang yang jatuh dan dia mengambilnya, tak disangkanya ternyata uang tersebut uang Doni dan ketika waktu di kelas dia mau mengembalikan tetapi dia tidak berani dan ketika dia dipergoki guru BK dia sebenarnya sudah mau menjelaskan tetapi Doni tidak mau ambil pusing. Setelah hal itu aku bertujuan agar memberi pengertian pada Doni.
Beberapa menit aku menunggu ternyata Doni baru muncul, masih terlihat sisa kemarahannya kemarin. Walapun begitu aku tak memperdulikanya  dan segera aku menghampirinya untuk menjelaska apa yang sebenarnya terjadi  tetapi dia tidak memperdulikanya malahan dia berteriak kepadaku. Walaupun demikian aku tidak putus asa dan ketika aku menjelaskanya ternyata Dani ada disampingku untuk ikut menjelaskanya. Akhirnya, pun dia mengerti akan apa yang dihadapi oleh sahabatnya Dani dan memaafkan kesalahan yang diperbuat oleh Dani.

Cerita Istimewa " Aku Bukan Untukmu "

Mentari menyonsong dari ufuk timur, kicauan burung tengah mengusikku dari mimpi indahku semalam. Sinar matahari menembus kalbuku menyinari setiap ruang samar dalam pandanganku. Pertanda pagi telah menjelang. Aku bergegas mandi dan belajar sejenak untuk menghadapi guru killer di sekolahku hari ini. Belajar di beranda lantai dua memang hal yang menyenangkan, sambil menikmati secangkir teh aku mencoba membebaskan pikiranku dari persiapan ujian akhirku. Kurasa cukup belajarku hari ini, aku torehkan pandanganku ke taman. Ku lihat pak Mamang sedang mencuci mobil pink kesayanganku. Beliau melihatku dari sudut matanya. Aku pun membalasnya dengan senyuman hangat. “Wah, sepertinya pak Mamang sudah menyiapkan mobilku”. Bisikku dalam hati. Sekarang aku harus bersiap-siap berangkat ke sekolah.
“Bik Ona…” Teriakku dengan nada manja.
“Iya non, ada apa?” Jawab bibi dengan nada lembut.
“Bibi tahu hari ini hari apa? Kenapa warna pink belum disiapkan juga?” Gerutuku pada bik Ona.

Cerita Istimewa " Liburan yang mencekam "

                Liburan kali ini aku berlibur ke rumah kakakku yang berada di Jenu, Tuban. Tetapi liburan kali ini aku mengalami kejadian yang cukup membuat takut. Karena aku melihat sesosok orang (hantu). Kejadian itu bermula saat kakakku pergi ke rumah lamanya untuk menyalakan lampu. Dan aku disuruh untuk menunggu. Aku menunggu kakakku di samping rumah sambil makan jeruk. Ketika aku sedang asyik makan jeruk, tiba-tiba ada sesosok orang. Tetapi hanya terlihat setengah badan saja. Dia bersandar di dekat pohon pisang yang tak jauh dari tempat aku duduk. Dalam benakku aku berkata,” Siapa orang itu? Mengapa menjelang maghrib begini bukannya pulang malah bersandar di pohon pisang”. Saat itu aku sangat bingung. Aku mencoba untuk melihat wajahnya. Supaya aku tahu dia itu siapa. Tetapi betapa kagetnya diriku, di saat aku mencoba untuk melihatnya, tiba-tiba sosok itu hilang entah kemana. Aku mencoba mencari di sekitar tempat itu tetapi tetap tidak ada. Perasaanku bercampur aduk antara bingung dan takut. Di tengah ketakutanku kakakku datang dan menyuruhku untuk masuk. Aku tidak berani untuk menceritakan kejadian tersebut kepada kakakku. Beberapa bulan kemudian kakakku datang ke rumah dan bercerita bahwa ia juga mengalami hal yang sama denganku. Namun, ia melihat sosok itu lebih jelas daripada yang aku lihat. Ia juga sudah menanyakan pada tetangganya, berpenghunikah tempat itu. Ternyata memang benar, di tempat tersebut ada penghuninya. Bahkan, tetangganya sering diganggu dengan cara melepaskan sapinya dari kandang. Aku semakin takut setelah mendegar cerita dari kakakku. Ditambah keponakanku juga melihat sosok itu dan membuatnya takut dengan kegelapan. Setelah kejadian itu aku menjadi takut ketika berada di rumah kakakku.

Cerita Istimewa " Kisahku Malam itu "

Peringatan hari kemerdekaan negara pada tahun ini adalah hari kemerdekaan yang sangat melelahkan dan penuh dengan perjuangan bagiku. Di mana lima hari sebelum perigatan aku dan tim teaterku harus berlatih dan berjuang keras untuk memeriahkan upacara peringatan kemerdekaan di alon-alon. Setiap hari, dari aku terbangun hingga terlelap aku tak pernah sempat menghela nafas untuk istirahat, karena tuntutan harus menghafalkan gerak untuk drama kolosal. Sepintas semua itu hanyalah hal yang mudah untuk di jalani dan tidak memerlukan pengorbanan, namun semua itu terasa penuh perjuangan karena pada bulan itu juga merupakan bulan Ramadhan, hari-hari kami menjadi sangat melelahkan dan di hantui rasa malas. Namun sesekali kami teringat perjuangan para pahlawan bangsa beberapa tahun silam yang berjuang merebut kemerdekaan juga tepat pada bulan Ramadhan. Itulah yang membuat kami terus semangat dalam menjalani hari-hari kami dengan tantangan seperti itu. Seolah-olah kami adalah bunga bangsa yang rela gugur demi kemerdekaan. Pagi, siang, dan malampun kami harus mengadakan latihan hingga larut malam, di tambah dengan setumpuk tugas yang menunggu kami.
               Pada malam hari terakhir sebelum pentas, aku datang latihan di sekolah tanpa membawa kendaraan. Kemudian pada saat pulang aku mencoba menghubungi orang tuaku, tak lama kemudian ada balasan dari orang tuaku bahwa ibuku telah meninggalkan sepeda motornya untukku di area parkir sekolahku dan kuncinya di titipkan seseorang bernama Eko. Dalam benakku aku berkata,”siapakah Eko itu? Aku tak mengenalnya”. Lalu ku abaikan semua itu dan segera bergegas untuk mencari Eko. Pada saat itu semua teman-temanku sudah pulang. Namun semakin banyak saja gerombolan kakak kelas laki-laki yang datang lantaran mengikuti renungan malam hari kemerdekaan yang di mulai pukul 12.00 malam. Jadi harapanku untuk menemukan kunci itu tidak memudar sedikitpun. Namun, betapa bimbangnya hatiku ketika aku tidak dapat menemukan orang bernama Eko di sekolah. Menurut beberapa kakak kelas Eko sudah pulang satu jam yang lalu.
               Aku sangat panik. Dalam kepanikanku tiba-tiba ada seorang laki-laki tinggi, putih, dan ganteng muncul dari kegelapan malam menghampiriku dan berdiri di hadapanku, rasanya dekat sekali. Hatiku berdebar-debar tak menentu. Dia tau akan kebimbangan yang melandaku, dengan nada lirih dia bertanya tentang apa yang terjadi padaku. Aku berusaha menceritakan semua yang terjadi, kemudian dia beranjak dari hadapanku untuk meminjam handphone milik temannya untuk menghubungi Eko. Aku terkagum-kagum betapa baiknya laki-laki ini. Dia berhasil mendapatkan informasi dari Eko, ternyata kunci itu telah di pindah tangankan ke seseorang bernama Rendy. Oh tidak, betapa pusingnya aku. Ternyata Rendy juga sudah pulang.
               Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa, karena renungan sudah akan di mulai dan haripun semakin larut aku memutuskan meminjam handphone padanya dan menghubungi kakakku untuk mengantarkan duplikat kunci, meskipun sebelumnya kakakku dan orang tuaku telah berkata hanya bisa menemuiku lebih dari jam 12 malam, dan aku mau untuk menunggunya. Walaupun sendiri aku menanti. Dan perlahan laki-laki itu menghilang di telan dinginnya malam.
               Kian lama kian dingin dan mencengkeram kurasakan. Pikiranku tak karuan, entah apa yang yang ku pikirkan. Inilah tengah malam di sudut sekolah aku hanya sendri terpaku di temani penjaga malam yang sunyi. Alhamdulillah setelah lama menunggu akhirnya kakakku datang dengan membawa duplikat kunci itu. Alangkah senang dan leganya hati ini.
Di tengah-tengah perjalanan pulang aku memikirkan laki-laki itu, betapa polos dan baikknya laki-laki itu, dan aku berharap bisa bertemu dengannya lagi di lain kesempatan. 

Cerita Istimewa " Jenius Muda "

Jenius Muda
Karya : Achmad Sholeh Arwani


Einstein, Tesla, Mendeleev, Adalah beberapa dari sekian banyak ilmuwan yang dikagumi oleh seorang anak kecil yang bernama Flint. Danbukan tidak mungkin kalau ia tidak bisa seperti mereka.


Flint lebih sering berdiam di dalam kamarnya daripada meluangkan waktunya untuk bermain keluar bersama teman-temannya, sampai-sampai orang tuanya cemas akan dirinya. Bahkan dia juga mempunyai tempat khusus seperti gubuk kecil diluar rumahnya untuk membuat sebuah penemuan. Dari hasilnya berdiam diri, dia berhasil menciptakan sebuah penemuan yang menakjubkan. Karena dia dan teman-temannya masih duduk dibangku TK, semuanya masih belum bisa untuk menali sepatu. Dan Flint berinisiatif untuk membuat agar semua teman-temannya bisa mempunyai sepatu yang praktis tanpa harus membuat simpul tali. Dengan penemuannya, Flint berhasil menciptakan sebuah alat berupa semprotan(spray). Dia segera mendemonstrasikannya didepan kelas dan menyemprotkan ke kakinya sendiri. Semuanya terkagum-kagum sebab kaki Flint yang semula tidak memakai sepatu, tiba-tiba terbungkus rapi oleh sekumpulan molekul padat yang berbentuk sepatu tanpa ada tali sama sekali.

Salah satu dari temannya ingin mencoba sepatu yang dipakai oleh Flint dan menyuruhnya untuk melepas sepatunya. Disaat itulah penemuan yang semula dianggap akan berguna berubah menjadi penemuan yang memalukan sekaligus menyedihkan bagi Flint. Sepatunya tidak bisa dilepaskan dari kakinya. Flint langsung berlari menuju ke rumah dan mencoba melepaskannya dengan berbagai cara. Tang, gunting, bahkan gergaji sudah  digunakannya tetapi masih saja sepatu yang dibuatnya itu melekat di kedua kakinya. Flint hampir putus asa dan mengurung diri dalam kamarnya sampai matahari terbenam. Orang tuanya khawatir akan keadaan putranya dan ibunya memutuskan untuk masuk ke kamar Flint. Ibunya berusaha untuk memotivasi dan memberi semangat kepada Flint. Tetapi Flint masih saja membisu karena kecewa. Pada akhirnya, Flint kembali ceria karena ibunya memberi hadiah berupa baju seorang ilmuwan yang masih longgar sekali dipakainya.


Tidak terasa waktu cepat berlalu. Flint sudah beranjak dewasa dan berumur kira-kira 19 tahun. Tak henti-hentinya ia berusaha meneliti dan menciptakan penemuan baru seperti, TV yang bisa berjalan tetapi tidak bisa dikendalikan, mesin penerjemah bahasa monyet tetapi monyetnya berubah sikap seperti manusia, mobil jet tetapi tak bisa terbang, dan tikus yang mempunyai sayap dengan sifat lebih agresif. Semua penemuan tersebut mungkin bisa disebut dengan proyek gagal atau mungkin juga bisa disebut dengan proyek yang akan sangat berguna di akhir cerita. Lain dengan penemuan Flint yang satu ini. Ia membuat sebuah obat penumbuh rambut instan. Ayah Flint yang kebetulan tidak mempunyai rambut, menjadi bahan percobaannya. Hasilnya mengejutkan, seluruh bagian kepala dan-muka ayahnya dipenuhi dengan rambut kecuali di bagian mata. Penemuan tersebut mungkin baru bisa disebut dengan proyek gagal.


Menyadari bahwa putranya terlalu sering dan berlebihan akan penelitiannya, ayah Flint yang bernama Bait mengajak Flint untuk membantunya bekerja di toko sardines miliknya. Bait bermaksud agar Flint bisa hidup sedikit santai seperti anak remaja lainnya dan tidak terlalu gila akan penemuan. Tetapi Flint sama sekali tidak menikmati kehidupannya yang baru. Dikota tempat tinggal Flint hanya ada sumber makanan berupa sardine. Semua menu makanannya berbahan dasar sardine seperti, sardine goreng, sardine rebus, sardine bakar, sardine kaleng yang diproduksi oleh perusahaan walikota, dan sardine berminyak. Bahkan seorang bayi pun diberi dot yang berisi sardine berair. Itu semua terjadi dikarenakan letak kota tempat tinggal Flint yang bernama “Swallow Falls” berada ditengah-tengah samudra terpencil yang sangat luas, sehingga tidak memungkinkan untuk mendapatkan bahan dasar makanan lain selain sardine.


Disaat itulah Flint sadar dan mulai untuk memeras otaknya kembali dan meninggalkan pekerjaan di toko milik ayahnya. Ia segera mengenakan baju ilmuwan yang sudah tidak longgar dan kembali ke tempat penelitiannya diluar rumah yang tidak merupakan gubuk kecil lagi, melainkan sebuah tempat yang tinggi dan besarnya melebihi rumahnya sendiri. Sekarang, tempat tersebut sudah bisa dibilang laboratorium dengan semua peralatan canggih didalamnya. lab milik Flint hanya terbuat dari rongsokan, sebuah bus pun dipakai olehnya sebagai penghubung jalan menuju laboratoriumnya.


Merasa bosan dan ingin membuat pola hidup yang baru di kotanya, Flint dengan cekatan membuat sebuah penemuan yang fungsinya adalah untuk membuat segala jenis makanan dari bahan dasar air hanya dengan cara mengetikkan nama makanan yang diinginkan. Dia mencoba nama makanan “burger” sebagai percobaannya yang pertama. Sudah setengah jalan dan bentuk burger sudah kelihatan, tiba-tiba terjadi ledakan dan semua peralatannya berhenti berfungsi. Bait, ayah Flint yang sedang enak-enak nonton TV dikagetkan dengan ledakan kecil di TV dan listrik dirumah pun juga ikut padam.


Flint sadar bahwa muatan listrik yang ada dirumah tidak cukup untuk mengoperasikan alat tersebut. Dengan waktu singkat ia berhasil memperbaiki listrik dirumahnya, tetapi ayah Flint berada disampingnya saat itu. Mereka saling berbincang dan intinya adalah ayah Flint ingin ia berhenti melakukan penelitiannya. Walaupun pada akhirnya Flint berkata “ya”, sebenarnya didalam hatinya dia-berniat untuk membuktikan bahwa dia bisa membuat makanan lain selain sardine dengan otak jenius dan tangan kreatifnya.


Keesokan harinya, adalah hari dimana pengesahan proyek sardine baru milik walikota akan dilaksanakan. Sebagian warga datang di acara tersebut yang diadakan ditengah kota. Dibalik semua itu, Flint yang sambil membawa mesin makanannya mengendap-endap membelakangi kerumunan dan mencari sumber listrik yang besar. Setelah ia menemukan tiang listrik yang begitu besar, ia mencoba menghubungkan mesinnya dengan tiang listrik tersebut. Tetapi, polisi mencurigai Flint sebagai pencuri listrik dan segera mengejarnya.


 Disaat Flint hampir tertangkap, tiba-tiba mesinnya kelebihan muatan listrik dan langsung melaju seperti mesin jet bersamaan dengan Flint yang memegang mesinnya. Keadaan kacau pada saat itu. Flint yang melaju bersama mesinnya, berusaha untuk menghentikan dengan cara menjejakkan kakinya ketanah. Dia tidak merasa sakit karena kakinya masih terbungkus rapi oleh molekul berbentuk sepatu yang sampai sekarang masih belum bisa dilepas.


Pada akhirnya dia melepaskan pegangannya pada mesin dan mesinnya pun terbang ke angkasa. Semuanya menyalahkan Flint akan kekacauan yang telah dibuatnya. Lalu ia merenung di bawah jembatan tepi pelabuhan. Disaat yang bersamaan, ada seorang reporter yang juga merenung diatas jembatan tersebut. Gadis reporter bernama Jenny itu datang jauh-jauh dari New York ke “Swallow Falls” karena mendengar kabar bahwa disitu akan ada pembukaan proyek baru walikota.


Flint dan Jenny pun bertemu. Jenny bertanya pada Flint soal monyet yang ada disampingnya. Dan Flint menjawab bahwa monyet tersebut adalah hasil dari penemuannya dan ketika mendengar monyetnya bisa bicara, Jenny terkagum dan langsung tertarik untuk mengenal Flint lebih dekat. Saat mereka berbincang, tiba-tiba terjatuh sebuah keju dari langit dan masuk ke sebuah tong. Flint mendekati tong dan setelah dipastikan, yang jatuh adalah memang benar-benar keju sungguhan. Mereka berdua bingung akan apa yang sebenarnya terjadi. Selang beberapa menit, Flint dan Jenny terdiam sejenak setelah sebuah awan indah berkilau berwarna merah muda menuju ke kota mereka. Seluruh warga kota tak bisa menutup mulutnya seakan tak percaya dengan apa yang mereka lihat.


Yang lebih mengherankan adalah milyaran burger yang jatuh bersamaan dengan datangnya awan tersebut. Flint merasa sangat gembira sekaligus bingung akan keadaan tersebut.


Jenny pun tak bisa berkata-kata selain terus bertanya dalam dirinya, “apa yang sebenarnya terjadi”. Flint coba mengambil salah satu burger yang berserakan dibawah. Dia sedikit ragu untuk mencicipinya dan masih berpikir, “apakah ini benar-benar makanan sungguhan selain sardine?”. Cita Rasa yang tak terbayangkan pun dirasakan oleh Flint. Untuk pertama kalinya Ia memakan makanan selain ikan sardine dan juga menjadi orang pertama di “Swallow Falls” yang memakan selain sardine.

Flint tertawa bahagia karena mengetahui bahwa penemuannya berhasil. Kemudian Jenny juga memungut salah satu burger yang berserakan dan segera memakannya. Sensasi yang lezat juga dirasakan olehnya dan ia semakin tertarik pada Flint. Jenny yang sebagai reporter, menyiarkan secara langsung dari “Swallow Falls” akan hujan burger yang sedang terjadi. Berita tentang kejadian ini menyebar ke seluruh penjuru dunia. Dalam hatinya, Flint merasa bahagia karena seluruh warga kota sangat menikmati hasil karyanya. Terutama walikota yang sangat menyukai makanan yang dihasilkan. Tanpa berpikir panjang, walikota segera menumpuk tiga buah burger sekaligus dan langsung melahapnya. Dia adalah orang yang paling banyak memakan makanan yang dihasilkan oleh mesin ciptaan Flint.

Si jenius menjadi sorotan publik sebagai pahlawan pada saat itu, dan dia dibebaskan dari tuduhan kekacauan yang sebelumnya terjadi pada acara proyek walikota. Jenny bersama dengan juru kameranya meminta Flint agar mereka diijinkan untuk meliput tempat yang menjadi pusat penyebab kejadian, yaitu laboratorium milik Flint. Sesampainya dirumah, tidaklah mudah bagi Flint untuk meminta persetujuan dari ayahnya. Walaupun demikian, akhirnya Flint bisa merayu ayahnya agar laboratoriumnya bisa untuk di liput.


Di dalam laboratorium, Jenny kembali dikejutkan oleh mekanisme canggih yang terpasang di sekeliling tempat. Tiba-tiba Jenny terpikir sesuatu dan bertanya kepada Flint, “Bagaimana cara kerja dari mesin buatanmu itu?”. Flint menjawab, “mudah saja, kau tinggal memasukkan air dari atas mesin dan makanan akan keluar dari bagian bawah mesin”. Jenny pun sadar dan langsung berkata, “berarti tidak mustahil kalau mesinmu bisa menghasilkan makanan dari angkasa karena awan juga terbuat dari air”. Flint memotong, “tepat sekali, tinggal mengetikkan nama dari makanan, kau akan mendapatkannya.” Jenny pun berkata, ”berarti kita bisa mendapatkan makanan apa saja yang kita inginkan seperti, pizza, sayap ayam, dan telur?”. “Ya”, jawab Flint.


Flint menyadari kalau dia belum membuat alat untuk mengendalikan mesinnya yang sekarang berada di angkasa. Akhirnya, dia berinisiatif mengalihkan perhatian Jenny dan juru kameranya dengan menayangkan video kucing lucu yang ada di monitor besarnya. Sementara mereka melihat tayangannya, Flint dengan cepat membuat alat pengendali sejenis satelit dan berhasil tersambung dengan mesinnya. Kemudian Flint meminta Jenny untuk menyebutkan nama makanan yang diinginkannya dan keinginannya pun terwujud.

Keesokan harinya, berita cuaca pagi yang dibawakan oleh Jenny sedikit berbeda dengan biasanya. Ia mengatakan kalau cuaca yang akan melanda kota “Swallow Falls” adalah …………………………............. hujan telur dadar, kue pai, daging lapis, roti lengkap dengan jus jeruk. Semua warga kota berhamburan keluar dan membawa piring sebagai wadah. Anak-anak kecil menggunakan payung yang dibalik untuk menampung hujan jus jeruk. Ibu-ibu rumah tangga jadi tidak usah repot membuat sarapan pagi.


Wajah-wajah yang sangat ceria terlihat memenuhi seluruh kota, terutama sang walikota yang memiliki nafsu makan yang tinggi. Karena sifatnya itu, walikota memberi tawaran pada Flint untuk membuat hujan makanan lagi besok hari dengan alasan akan mempublikasikan berita ke berbagai Negara yang pasti akan menghasilkan banyak uang. Dengan pemasukan yang banyak, walikota ingin-mengganti “Swallow Falls” yang lama menjadi kota modern sekaligus taman hiburan bagi para turis, dan ia menuturkan pada Flint, “semua orang akan menghargai dan menyukaimu, termasuk Jenny”.


Steak dan paha ayam menghujani kota yang tidak lagi bernama Swallow Falls, tetapi “Chewand Falls”. Janji walikota sudah terwujud. Hampir seluruh bangunan di kota direnovasi menjadi bangunan yang modern seperti adanya café dan restoran.
Walikota dengan lahap memakan “hujan” tersebut sejak hari pertama. Sampai-sampai tubuh yang semula kecil, menjadi besar dan gemuk. Dia harus menggunakan vespa kecil untuk berjalan.

Kehidupan di Chewand Falls berlanjut dengan tentram dan damai oleh hujan makanan yang turun tiap hari dengan menu yang berbeda-beda. Kue, donat, cokelat, sayuran, berhambur di jalanan. Makanan yang masih tersisa di jalanan, diangkut oleh kendaraan penampung makanan dan dibuang ke daerah gunung yang sudah dibuat untuk menampung banyak sampah.


Semua orang menjalani hidupnya dengan bahagia. Semua orang kecuali Bait, ayah Flint. Penjualan sardine miliknya bangkrut dari 10 persen menjadi 100 persen. Dia tahu bahwa yang dilakukan Flint sebenarnya salah, karena itu semua hanya akan membuat orang-orang menjadi pemalas. Bait masih saja menggiling ikan sardine dengan penggiling kecilnya sendirian di dalam toko. Pada saat yang sama, Flint muncul dan mengajak ayahnya ke restoran baru yang tentunya tanpa atap. Sengaja tidak diberi atap karena supaya makanan yang jatuh dari langit langsung bisa tertuju ke meja restoran. Etika makan tidak terlihat disitu karena daging yang jatuh amat besar, para pengunjung langsung memakannya pakai tangan. Bahkan ada yang langsung menggunakan mulut.

Flint bertanya kepada Bait, “Apa kau tidak bangga, ayah?. Sekarang aku bisa menyediakan makanan untuk seluruh warga kota dengan cuma-cuma.Bukankah itu bagus?”. Bait menjawab, “Niatmu memang mulia, tetapi caramu mewujudkannya kurang tepat.”

Flint membantah, “Apa lagi yang salah?. Semua orang menyukainya, kecuali ayah.” Bait berkata, “Tepat sekali, kau bukan hanya memikirkan warga kota, tetapi kau juga memikirkan sesuatu selain itu. Tanyakan itu pada dirimu.” Bait langsung meninggalkan restoran.


Flint merasa amat bersalah pada ayahnya. Dalam perjalanan pulang, dia dikagetkan oleh sebuah hotdog raksasa yang tiba-tiba jatuh didepannya. Tapi ternyata, disekelilingnya sudah banyak hotdog raksasa yang berserakan. Flint membawanya ke laboratorium dan segera menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Setelah diselidiki, dia menarik kesimpulan bahwa mesinnya yang berada di angkasa kelebihan molekul air yang diserap dari awan dan menghasilkan makanan dengan ukuran yang tidak wajar.


Pada saat yang sama, walikota muncul dihadapan Flint. Dia menyuruh Flint untuk membuat hujan makanan besok hari karena ada pembukaan taman makanan sekaligus sambutan untuk para turis. Flint menjelaskan tentang masalah mesinnya yang menghasilkan makanan dengan ukuran yang amat besar dan memungkinkan terjadi keadaan yang tidak diinginkan. Tetapi, walikota tidak peduli akan celotehan Flint. Dia berbisik pada Flint dengan mengatakan,”Lebih besar lebih baik.” dan menjanjikan kepada Flint akan membuat dia dihargai. Akhirnya pun, Flint mengetikkan nama macam-macam makanan dan dengan segala keraguan, Flint menekan tombol “OK” pada mekanismenya.


Hari yang dinanti-nanti pun tiba. Para turis yang datang menggunakan kapal-kapal besar disambut dengan milyaran makanan berukuran raksasa yang jatuh dari langit. Masing-masing membawa satu makanan seperti, udang raksasa, semangka raksasa, jagung raksasa, dan makanan lain yang serba raksasa. Kebanyakan turis yang datang adalah dari Arab, Paris, dan New York.


Acara pembukaan taman makanan diselenggarakan di tengah kota. Sementara walikota memberi sambutan, Flint masih bersiap-siap di belakang panggung dan tiba-tiba jenny berlari mendekati Flint. Jenny mencoba memberitahu Flint tentang pola awan aneh yang tertangkap oleh radar miliknya. Tetapi Flint tidak menghiraukannya karena tidak ingin kehilangan momennya. Ketika walikota memanggil namanya, Flint langsung menuju ke depan panggung dan mendapat sambutan serta tepuk tangan meriah para turis.



Disaat Flint akan meresmikan taman makanan secara simbolis di depan para turis dan seluruh warga Chewand Falls, perkataan Flint tentang “keadaan yang tidak diinginkan”, akhirnya terjadi.


Sebuah tornado yang terbuat dari spaghetti lengkap dengan bakso dan saos memporak-porandakan sebuah kota kecil yang baru-baru ini mencapai kemakmurannya.
Flint merasa sangat bersalah kepada Jenny yang berusaha memberitahunya soal bencana yang akan melanda. Dia pun berlari secepat mungkin menuju ke laboratorium dengan berbagai rintangan yang disebabkan oleh angin tornado yang sangat dahsyat. Setelah sampai di laboratorium, Flint menemukan penyebabnya. Yaitu walikota yang terus menerus mengetikkan nama makanan yang dia inginkan. Flint coba untuk menghentikannya dengan cara menekan sebuah tombol. Tetapi sebelum aliran listriknya tersambung ke mesin Flint, semua mekanisme karya Flint meledak dan berhenti berfungsi karena terkena lemparan benda berat oleh walikota.

Keadaan di kota sudah kembali normal dengan sisa-sisa makanan raksasa dan spaghetti besar yang tumpah ruah. Semua warga sudah kembali tenang. Tapi, sebenarnya ini adalah awal dari bencana besar yang akan terjadi.

Flint merasa putus asa dan mengurung dirinya dalam tong sampah sampai ayahnya menemukan dirinya. Bait membawakan baju ilmuwan miliknya dan meminta agar Flint tidak menyerah. Permintaan Bait terkabul, Flint kembali mengenakan baju ilmuwannya dan segera bereksperimen. Dia berhasil memodifikasi mobil menjadi mobil yang bisa terbang. Kemudian ia berangkat bersama dengan Jenny bersama juru kameranya yang sekaligus adalah seorang dokter, dan Bob yaitu bintang iklan proyek walikota sebelumnya.

Mereka berempat terbang menuju tempat mesin berada. Dan setelah mereka sampai, mereka dikejutkan oleh gumpalan makanan raksasa. Dengan menggunakan radar milik Jenny, mereka bisa mengetahui kalau mesin milik Flint berada di bagian paling dalam dari gumpalan tersebut. Akhirnya pun, Flint masuk ke dalamnya dengan Jenny dan Bob yang ikut bersamanya. Sedangkan juru kamera bertugas sebagai pengendali mobil pesawat.


Petualangan besar terjadi di dalam gumpalan makanan ini. Semuanya menjadi tidak mudah karena Sebagian makanan raksasa yang berada dalam gumpalan, mempunyai pikiran untuk menyerang. Rencananya, Flint ingin menancapkan USB yang berisi program untuk menghentikan mesinnya. Tetapi karena USB yang dibawanya terjatuh saat berada di dalam mobil pesawat, dia memutuskan menelpon ayahnya untuk minta pertolongan pada ayahnya untuk mengoperasikan komputer yang ada di laboratoriumnya. Ayah Flint segera menuju ke laboratorium. Bait tidak tahu bagaimana cara mengoperasikan komputernya dan Flint masih terus tersambung dengan Bait untuk memberi petunjuknya. 

Ditengah perjalanan, Flint dan kawan-kawan dihadang oleh ayam panggang raksasa yang hidup. Itu semua tidak masalah karena Bob berhasil menguasai tubuh salah satu dari ayam panggang tersebut dan menghajar ayam panggang lainnya. Flint dan Jenny melanjutkan misinya untuk mencapai letak mesin itu berada.

Saat akan mencapai letaknya, Jenny harus memegangi tali dan Flint turun ke bawah dengan hati-hati. Pada akhirnya, Flint memutuskan untuk memotong talinya dan tidak ingin melibatkan Jenny bersamanya.


Sementara itu, semua warga kota membuat kapal layar dengan sandwich raksasa sebagai deck-nya dan pizza raksasa sebagai layarnya. Untungnya mereka semua berada di laut tepat waktu setelah bendungan makanan yang dibuat di gunung hancur bersama makanan raksasa yang menghancurkan sebagian kota.
Laboratorium Flint terguncang oleh makanan raksasa dan Ayah Flint terkubur didalamnya. Flint yang masih terhubung dengan ayahnya, merasa sangat khawatir.




Bait akhirnya bangkit dan berhasil mengirimkan program kepada Flint. Dan setelah program diterima di alat yang dipegang Flint, dia pun langsung menancapkan alatnya ke mesinnya dengan perjuangan yang besar.
Di saat alat sudah menancap, ternyata program yang dikirimkan salah. Yang dikirimkan bukan sebuah program melainkan video kucing lucu yang pernah di tonton Jenny sebelumnya. Flint hampir kehabisan akal dan tiba-tiba sebuah inisiatif yang tak terbayangkan muncul di pikirannya.

Dia menyemprotkan sebuah semprotan yang dibawanya tepat pada lubang dibawah mesin yang berfungsi sebagai jalan keluarnya hasil makanan. Semprotan itu tidak lain dan tidak bukan adalah semprotan molekul padat yang dulu digunakannya untuk membuat sepatu tanpa tali pada waktu TK. Akibat terhalang oleh molekul tersebut, lubang jalur lewatnya makanan tersebut terisi penuh oleh makanan-makanan raksasa yang dihasilkan tanpa perintah. Karena mesin tidak kuat untuk menahannya, kemudian ledakan besar terjadi dan meledakkan mesin beserta gumpalan makanan raksasa. Flint menjatuhkan dirinya dan kali ini dia merasa sangat lega dan mungkin berguna bagi seluruh warga kota.


Disamping itu semua, Jenny yang menyelamatkan diri bersama Bob dan juru kamera dengan mobil pesawat,  adalah orang yang paling terpukul melihat ledakan yang terjadi bersama Flint di dalamnya. Mereka pun mendarat dan selamat, begitu pula dengan seluruh warga kota.
Awan mengerikan yang semula menurunkan hujan makanan raksasa diseluruh dunia pun lenyap seketika.


Keadaan di kota menjadi hening seketika setelah mendengar kabar dari Jenny bahwa Flint berada di dalam gumpalan makanan pada saat ledakan terjadi. Semua orang menunduk sedih diatas kapal layarnya yang terbuat dari makanan.
Tak lama kemudian kemudian, datang segerombolan hewan penemuan Flint yaitu tikus bersayap yang ternyata membawa Flint dari angkasa sampai mendarat di kotanya. Inilah yang disebut sebagai “penemuan yang mungkin akan berguna di akhir cerita”. Semua orang bersorak untuk Flint dan menghargai akan keberaniannya menyelamatakan dunia dari bencana besar.

Flint langsung berlari untuk menemui ayahnya dan mereka saling bertutur kata. Flint kembali bertanya pada ayahnya dengan lembut,“Apakah kau bangga denganku, ayah?”. Bait merasa kebingungan dan menjawab,”Aku tidak tahu, ka…kau telah membuat masalah yang amat menyusahkan bagi seluruh warga kota, ak…aku tidak bisa…”. Jenny langsung mengambil alat pembaca hati yang sebelumnya di tempelkan di dada monyet Flint dan menempelkannya di dada ayah Flint. Alat itu pun berbunyi,”Nak, sebenarnya aku sangat menyayangimu. Aku tidak mau kehilanganmu lagi. Kau telah membuat aku sangat bangga dari kau masih kecil. Walaupun semarah apapun diriku, ketahuilah bahwa sebenarnya aku begitu menyayangimu”.

Suasana hangat dan haru tercipta oleh Flint dan Bait yang sedang berpelukan. Semua orang juga ikut terbawa suasana dan saling berpelukan satu sama lain. Setelah itu, Bait meminta Flint untuk menghampiri Jenny. Mereka pun saling bicara dan akhirnya, mereka hidup bahagia bersama kota Swallow Falls yang damai.